Semakin Menurunnya Eksistensi Kebudayaan Betawi
Assalamualaikum Wr. Wb
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang “Semakin Menurunnya Eksistensi Kebudayaan Betawi”. Sebelumnya saya akan membahas tentang sejarah Betawi. Betawi mulai terjadi saat Sunda Kelapa Menjadi Pelabuhan Internasional yang ramai dikunjungi oleh kapal-kapal asing pada abad ke-12. Kemudian pada abad ke-14 sampai ke-15, Sunda kelapa dikuasai Portugis.Mereka juga banyak memberi pengaruh kebudayaan yang kuat kala itu.Padat tahun 1526, Pangeran Fatahillah menyerbu Sunda Kelapa dan menamakan daerah kekuasaannya dengan nama Jayakarta . Sejak dikuasai Fatahillah, kota Jayakarta banyak dihuni oleh orang Banten, Demak dan Cirebon.Lalu saat Jan Pieterzoon Coen menguasai Jayakarta dan mendirikan Batavia, hal tersebut mendatangkan etnis Tionghoa yang terkenal rajin dan ulet bekerja untuk membangun ekonomi Batavia.
Coen juga mendatangkan banyak budak dari Asia Selatan dan Bali.Perlahan tapi pasti kebudayaan di Batavia kala itu semakin berkembang dengan pesat, karena setiap etnis biasanya juga membawa dan mempengaruhi kebudayaan setempat. Ditambah lagi umumnya para budak atau etnis tertentu yang didatangkan ke Batavia adalah pria. Sehingga disini mereka kemudian kawin dengan wanita setempat dan beranak pinak. Disaat bersamaan pula para pedagang dari Arab dan India juga terus berdatangan, oleh Belanda mereka di tempatkan di Pekojan. Semakin hari semakin banyaklah pendatang dari India dan Arab, akhirnya mereka pindah ke Condet, Jatinegara, dan Tanah Abang. Tak heran masih banyak warga keturunan Arab di daerah-daerah tersebut.Sementara para anak keturunan bangsa Portugis ditempatkan di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Warga Jakarta identik dengan warganya yang berasal dari Suku Betawi karena Suku Betawi memiliki beragam kesenian diantaranya seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong. Serta beberapa kekhasan yang dimilikinya seperti ondel-ondel dan makanan kerak telor. Ondel-ondel di buat dari bambu-bambu yang dirangkai berbentuk boneka besar, setelah itu diberi hiasaan yang menarik. Ondel-ondel juga ada dua bentuk,laki-laki dan perempuan. Kerak telor dibuat dari nasi ditambah telor diaduk setelah matang di taburi dengan serundeng kelapa dan rasanya mantap sekali.
Kebudayaan seperti ini harus di lestarikan dengan sebaik-baiknya sebab sudah mulai menghilang dari kehidupan masyarakat saat ini. Dimana saat ini kita melihat kaum Betawi juga hampir kehilangan karakter dan jati dirinya. Banyak nilai-nilai luhur yang hidup pada kaum Betawi, Agamais, sangat toleransi, sopan santun, sangat menghormati yang lebih tua, suka bergotong royong, ramah tamah, lebih mementingkan bermusyawarah, lebih mementingkan kepentingan bersama darai pada kepentingan pribadi.
Namun, hal tersebut sudah mulai luntur dikarenakan adanya globalisasi yang diantaranya masyarakat disuguhi oleh tontonan, kebudayaan dan produk dari Luar Negeri. Melihat itu semua, masyarakat Indonesia sudah mulai meniru dan mengagumi budaya luar, mungkin karena kemewahannya, dianggap keren, dan dianggap kalau tidak mengikutinya maka kita akan disebut kuno atau norak. Bangsa asing (bisa jadi) dianggap lebih "tinggi" derajatnya dibandingkan bangsa kita. Dampak tersebut memberikan pandangan bahwa saat ini dapat dikatakan kaum Betawi menjadi kaum yang pemarah, lebih mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, tauran antar sesama orang betawi menjadi pemandangan yang biasa, hampir hilangnya sopan santun dan ramah tamah.
Beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan Betawi yaitu :
- Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa.
- Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya Betawi.
- Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan, dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya Betawi.
- Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negatif terhadap budaya Betawi.
- Masyarakat harus berhati-hati dalam menjaga kebudayaan Betawi yang merupakan jati diri bangsa.
Sumber : http://kancahpost.com/community/club/65-asal-mula-budaya-betawi.html
http://daniuciha90.blogspot.com/2010/03/kebudayaan-betawi.html
http://lembagakebudayaanbetawi.com/headline/ada-apa-dengan-karakter-dan-jati-biri-bangsa-indonesia.html
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/
Komentar
Posting Komentar